Cerita Bos Xiaomi Indonesia Alvin Tse, Ubah Cita-cita Setelah Berjumpa Steve Jobs

Country DIrector Xiaomi Indonesia Alvin Tse menunjukkan ponsel Mi Mix Alpha di Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Alvin tertegun, tidak menyangka bakal bisa menjumpai satu sosok paling sohor di dunia teknologi tersebut, yang begitu saja melenggang santai di jalanan.

Walau tak sempat menyapa, pertemuan singkatnya dengan Jobs meninggalkan kesan mendalam buat Alvin.

Seketika itu juga dia tersadar bahwa para figur terkemuka, para tokoh legendaris, adalah manusia biasa seperti dirinya. Kalau mereka bisa meraih pencapaian, kenapa dia tidak? Begitu pikir Alvin.

"Mungkinkah nantinya kita juga akan bisa mengubah dunia? Saya pikir dari situlah benih karir saya di dunia teknologi mulai bersemi. Saya lantas mengambil jalan ini," kata Alvin.

Tinggal di lingkungan yang sama dengan para pegiat dunia teknologi membuat semangat Alvin menggelora. Apalagi, nuansa entrepreneurship memang kental terasa di Silicon Valley.

Pada 2009, Alvin pun sempat mendirikan ThinkBulbs Inc, perusahaan pembuat aplikasi fotografi, yang kemudian diakuisisi oleh Megatasty Labs pada 2011.

Alvin lalu bekerja sebagai product manager di FlipBoard, startup agregator konten yang juga berbasis di Palo Alto. Dia mendapat promosi dan dikirim ke Beijing, China untuk menangani operasional FlipBoard di sana.

Saat berada di Negeri Tirai Bambu inilah, Alvin direkrut oleh Xiaomi. Vice President International Xiaomi kala itu, Hugo Barra yang juga baru pindah ke Xiaomi dari Google, sedang mencari kepala staff yang bisa membantunya beradaptasi di China, sekaligus memiliki pengalaman di Silicon Valley.

"Jadi, saya merasa punya latar belakang yang cocok," ujar Alvin.

Saat bergabung dengan Xiaomi, usianya baru 25 tahun. Dia mengaku motivasinya ketika itu bukanlah hendak mencari uang, melainkan hendak belajar, termasuk dari Barra yang merupakan tokoh beken di Google, serta CEO Xiaomi Lei Jun yang kerap dijuluki "Steve Jobs" dari China.

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Comments