Alasan Kenapa Isi Bensin Pakai Jeriken Plastik Dilarang

Kasus tindak pidana minyak dan gas (migas) dengan modus operandi membeli BBM jenis premium dari SPBU menggunakan mobil pribadi, yang kemudian pelaku memindahkannya ke jerigen dan menjualnya kembali ke masyarakat untuk memperoleh keuntungan mulai marak di Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

"Jeriken plastik tidak dibolehkan, sebab berkaitan dengan segitiga api, yaitu BBM, panas dan udara cukup. Jeriken plastik juga ada listrik statis yang ditakutkan bisa memicu api," kata Paimin, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Ada jenis BBM yang diizinkan, tapi tetap dengan ketentuan khusus. Pertalite dan Pertamax boleh dibeli pakai jeriken, tapi material jerikennya harus dari logam.

Dexlite masih boleh menggunakan jeriken plastik. Tapi, jeriken yang digunakan harus memiliki spesifikasi khusus yang sudah ditentukan.

Jeriken tersebut harus terbuat dari bahan High Density Polyethylene (HDPE). Material tersebut sejenis thermoplastic khusus yang terdapat simbol HDPE2 pada kemasannya.

Sales Branch Manager PT Pertamina Tbk Arif Wahyu Perdana, mengatakan, jeriken bahan plastik berbahaya karena tidak mampu menghantarkan listrik, tidak seperti bahan logam. Padahal, ketika nozel pertama kali mengisi volume berpotensi adanya listrik statis.

"Jadi, hindari pakai jeriken plastik karena tak mampu menghantarkan listrik. Sekalipun menggunakan yang berbahan logam, itu pengisiannya harus ditaruh di bawah (tanah), karena tanah itu pengantar listrik statisnya lebih sempurna jadi api tidak akan muncul," ujar Arif.

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.

Comments