Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, budaya ini biasanya terjadi karena domisili. Biasanya pengendara motor yang bermukim di daerah tersebut kerap asal selonong karena merasa mengusai kawasannya.
Mereka hanya mampu mengendarai namun kurang dalam memprediksi bahaya. Sehingga sering ceroboh saat di jalan seperti itu (selonong), ucap Agus kepada Kompas.com, belum lama ini.
Alasan pendukungnya, karena sering lewat daerah tersebut, timbul rasa aman-aman saja sehingga tidak mempedulikan kendaraan lain. Padahal situasi jalanan selalu tidak sama, sehingga potensi bahaya akan selalu ada.
Dalam berkendara kita harus bisa memprediksi bahaya yang akan terjadi. Salah satu area yang paling rawan terjadinya kecelakaan adalah di persimpangan, kata Agus.
Jadi, pastikan pandangan selalu ke depan saat berkendara, sehingga ketika terlihat motor hendak keluar dari gang menuju jalan utama, sudah bisa diantisipasi.